-

Kamis, 09 Juli 2009

BUAH ROH: SUKACITA

“Dan kamu telah menjadi penurut kami (Paulus dan rekan-rekan) dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus,” 1 Tesalonika 1:6

Apakah Saudara bersukacita setiap hari? Atau malah sebaliknya, murung dan bersedih sepanjang hari karena beban yang begitu berat dan situasi-situasi sekitar yang mempengaruhi kondisi hati sehingga kita tidak bisa bersukacita? Sudah pernah disinggung melalui renungan ini bahwa sukacita seseorang itu pada umumnya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya, pertama: situasi dan orang-orang yang ada di sekitar. Kita harus ingat bahwa tidak ada seorang pun yang berkuasa untuk mengendalikan keadaan yang ada di sekitarnya, tapi kita bisa mengendalikan suasana hati kita. Jangan sampai situasi mempengaruhi hati dan merampas sukacita kita. Kedua: harta kekayaan (uang). Seringkali sukacita seseorang bergantung pada banyak/sedikitnya uang atau harta yang dimiliki seperti tertulis: “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Matius 6:21).

Sukacita adalah bagian dari buah Roh. Tuhan ingin agar hidup kita penuh dengan sukacita. Seperti buah-buah Roh yang lain, sukacita ini bukan sesuatu yang dapat kita hasilkan sendiri, tapi datangnya dari Tuhan yang adalah sumber sukacita sejati. Sukacita ini datang dari Roh Kudus dan tidak tergantung pada keadaan; tetap bersukacita sekalipun berada dalam penderitaan, aniaya, sakit-penyakit, kecewa atau kesedihan yang luar biasa. Kata yang digunakan Paulus untuk sukacita adalah chara, yang artinya sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus atau sukacita karena Tuhan. Jemaat di Tesalonika tetap bersukacita meskipun mereka sedang dalam penindasan dan aniaya. Untuk bersukacita di tengah situasi seperti itu, secara manusia, sulit dilakukan!

Kunci untuk memiliki sukacita sejati adalah harus melekat kepada Tuhan. “Jikalau kamu menuruti perintahKu, kamu akan tinggal di dalam kasihKu, seperti Aku menuruti perintah BapaKu dan tinggal di dalam kasihNya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacitaKu ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.” (Yohanes 15:10-11).

Sukacita dari Tuhan memampukan kita tetap bertahan melewati badai hidup!

Tidak ada komentar:

Arsip Renungan

Artikel Renungan favorit pembaca