-

Jumat, 16 Juli 2010

MEMPERKATAKAN FIRMAN DENGAN IMAN

“Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan.” Ulangan 30:14.

Kita mengungkapkan pikiran, perasaan dan gagasan melalui perkataan atau bahasa. Perkataan kita akan membentuk hidup kita, karena hal itu mempengaruhi jalan pikiran, pola hidup dan tindak-tanduk kita. Firman Tuhan merupakan dasar bahasa iman yang dapat membangun kehidupan rohani kita. Bila rohani kita kuat berakar dalam Kristus, kita dapat dengan yakin merasakan kuasa Tuhan bekerja dalam hidup kita; dan dimana kuasa Tuhan bekerja, di situ pasti ada berkat dan mujizat.

Alkitab menasihati, “Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu,…” (Kolose 2:7). Dikatakan bahwa firman Tuhan tidak jauh dari jangkauan kita, melainkan sangat dekat yaitu di dalam mulut dan di dalam hati kita. Jadi kita harus menggunakan perkataan Tuhan atau memperkatakan firmanNya setiap kali sesuai dengan apa yang kita butuhkan agar berkat, kasih serta mujizatNya dilimpahkan atas kita. Dikatakan pula bahwa firman itu sangat dekat di dalam hati, artinya harus ada iman di dalam hati sewaktu kita memperkatakan firman itu.

Adalah sia-sia sekalipun kita memperkatakan firmanNya seribu kali sehari jika hati kita tidak yakin dan tidak ada iman; semuanya hanya merupakan rentetan kalimat yang kosong, tidak ada kuasa Tuhan bekerja. Firman Tuhan jangan hanya digunakan waktu kita dalam masalah saja, tetapi di segala keadaan. Adalah Daud, yang selalu menggunakan bahasa iman meski keadaan normal: “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” (Mazmur 23:1). Daud mengakui Tuhan adalah gembalanya yang sanggup mencukupkan segala yang ia perlukan. Daud bersyukur dan memuji Tuhan atas berkat-berkatNya yang melimpah. Daud memakai bahasa iman: mengijinkan kemuliaan dan berkat Tuhan mengalir terus dalam hidupnya. Perkataan firmanNya dengan iman setiap saat dan jangan beri kesempatan kuasa jahat membisikkan hal-hal negatif di telinga kita.

“Awasi mulutku, ya Tuhan, berjagalah pada pintu bibirku!” (Mazmur 141:3) supaya firmanMu saja yang kuucapkan!

Tidak ada komentar:

Arsip Renungan

Artikel Renungan favorit pembaca